Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional, Ciri, dan Contohnya

Diposting pada

Sebuah negara dalam melaksanakan kegiatan ekonomi tentusaja membutuhkan aturan yang jelas dan sesuai dengan keadaan yang ada. Negara akan memilih sebuah sistem untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan ekonomi. Berdasarkan sejarah sistem perekonomian itu dimulai dari sistem perekonomian tradisional. Sistem perekonomian tradisional adalah sistem yang diterapkan di negara Indonesia pada zaman dahulu.

Sistem perekonomian tradisional ialah sebuah sistem yang sederhana, dimana sistem ini muncul dari kebiasaan nenek moyang terdahulu. Sistem perekonomian ini memiliki ciri bahwa dalam proses jual beli tidak menggunakan alat tukar berupa uang melainkan masih dengan cara barter.

Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional hakekatnya ialah sistem ekonomi yang terpaku pada adat. Adat dan kebiasaan merupakan dasar adanya penjalanan dalam sistem ini. Mulai dari kebiasaan bekerja, proses produksi, dan konsumsi.

Sistem ekonomi tradisonal muncul karena kebiasaan sejak zaman nenek moyang. Sistem ini muncul berasal dari adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan agar mampu bertahan hidup. Keinginan ini yang membuat satu orang dengan yang lain saling interaksi.

Interaksi tersebut menjadi sebuah kebiasaan sehingga masyarakat sering melakukan kegiatan barter. Dimana individu satu dengan yang lain saling bertukar barang yang senilai untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat saat itu masih berpikir sederhana sehingga sistem ini dianggap yang paling tepat.

Sistem ini berjalan cukup lama hingga masyarakat merasa dirugikan dan merasa kesusahan untuk mencari barang yang sesuai dengan nilai yang ia miliki namun juga harus memenuhi kebutuhan individu. Hal tersebut membuat sistem ini mulai ditinggalkan dan mencoba mencari sistem yang lebih mudah.

Sistem ekonomi tradisional adalah sistem yang paling sederhana diantara sistem lain yang pernah diterapkan di dunia. Sistem ekonomi ini mungkin sangat jarang diterapkan karena dirasa sulit mencari nilai yang setara antara barang satu dengan yang lain. Melihat kebutuhan manusia saat ini juga sangat beragam.

Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional ialah sebuah sistem yang sederhana dan sudah ada sejak zaman nenek moyang, yang bersifat turun temurun, dimana sistes berjalan untuk saling tolong menolong dan bekerja sama untuk kepentingan bersama.

Sistem ekonomi tradisional adalah sistem yang berjalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dimana mereka berperan sebagai konsumen serta produsen. Peran pemerintah hanya sebatas memberi perlindungan berupa pertahanan dan menjaga ketertiban umum.

Kegiatan utama dari suatu negara yang menerapkan sistem ini biasanya masih memanfaatkan alam. Kegiatan yang tidak memerlukan teknologi tingkat tinggi dalam melaksanakan hal tersebut. Kegiatan yang mungkin dilakukan ialah bercocok tanam dengan alat seadanya, menangkap ikan dengan cara yang sederhana, memanfaatkan hasil hutan, memanfaatkan hasil alam lain yang ada dilingkungan tempat tinggalnya.

Sistem perekonomian ini hingga saat ini belum benar-benar hilang, namun masih ada beberapa negara yang menggunakan sistem ini. Negara yang menggunakan sistem ini baiasanya negara yang kesulitan akses keluar atau menutup diri atas pengaruh dari luar.

Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional Menurut Para Ahli,

Adapun definisi sistem ekonomi tradisional menurut para ahli antara lain,

  1. L. James Havery, arti sistem ekonomi ialah suatu rangkaian yang masuk akal untuk membentuk suatu hubungan untuk tujuan bersama. Apabila dikaitkan dengan sistem ekonomi tradisional maka lebih pada meningkatkan rasa kekeluargaan yang ada.
  2. Chester Abemand, Pengertian sistem ekonomi adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa bagian, dimana setiap bagian memiliki ciri dan batas sendiri.

Ciri Sistem Ekonomi Tradisional

Sedangkan karakteristik yang ada dalam sistem perekonomian yang teradisional, antara lain;

  1. Masih mementingkan rasa kekeluargaan

Masyarakat merasa memiliki hubungan yang sangat erat sehingga antara individu satu dengan yang lein sering melakukan interaksi secara langsung. Hampir semua individu mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan individu.

  1. Sumberdaya alam merupakan sumber kehidupan utama

Masyarakat dalam sistem perekonomian tradisional umumnya memenuhi kebutuhan sehari-harinya cenderung memanfaatkan alam sekitar mulai dari hutan, sungai, laut, ladang, kebun, dan lain-lain sebaginya. Tentusaja penjalannya dengan cara yang sederhana.

  1. Belum terdapat pembagian kerja

Masyarakat dalam perekonomian yang tradisional cenderung sebagai produsen sekaligus konsumen, dalam melakukan kegiatan ekonomi tidak terdapat sekat antara produsen dan konsumen. Jadi masyarakat belum mengenal peran tersebut.

  1. Transaksi menggunakan sistem barter

Untuk memenuhi kebutuhan maka masyarakat memiliki inisiatif untuk bertukar dengan orang lain sesuai dengan kebutuhan. Pertukaran barang ini juga berkaitan dengan barang yang kita miliki, dimana bertemunya dua orang yang saling membutuhkan barang yang dimiliki masing-masing individu.

  1. Jenis dan macam produksi sesuai kebutuhan saat itu

Masyarakat untuk sistem perekonomian yang tradisional hanya memiiki peranan untuk memproduksi barang yang ia butuhkan. Produksi barang biasanya dalam jumlah yang sedikit, lantaran dipergunakan dalam keseharian ataupun ditukarkan kepada seseorang yang sedang membutuhkan.

Kelebihan Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional ini memiliki beberrapa kelebihan antara lain,

  1. Memiliki persaingan yang sehat karena tidak ada orientasi untuk mendapatkan keuntungan, Orientasi dalam melakukan transaksi ialah untuk saling bekerja sama, maka tidak ada pemikiran untuk bersaing dengan orang lain.
  2. Hubungan antar individu sangat erat, hubungan yang sangat erat ini dikarenakan rasa kekeluargaan yang tinggi antar individu satu dengan yang lain. Masyarakat sering melakukan interaksi secara langsung dan sering bertemu.
  3. Tidak bersifat individualis, Masyarakat cenderung suka melakukan sesuatu dengan bekerja sama.
  4. Kegiatan dilaksanakan berdasarkan kepentingan bersama, Semua kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat bertujuan untuk kebersamaan bukan kepuasan individu.
  5. Memiliki sikap tenggang rasa yang tinggi, Masyarakat yang beragam sangat mmenghargai antara satu dengan yang lain, sehingga tidak sering terjadi konflik antar individu atau golongan.
  6. Perekonomian cenderung stabil, Masyarakat yang tidak memiliki keinginan berlebih sehingga jarang terjadi goncangan ekonomi.

Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ini tentu memiliki kekurangan antara lain,

  1. Hanya menggunakan teknologi yang sederhana, teknologi yang digunakan terlalu terbatas sehingga masyarakat sulit berkembang.
  2. Kualitas barang yang dihasilkan masih rendah, Alat yang digunakan dalam melakukan produksi sangat sederhana sehingga barang yang dihasilkan memiliki kualitas yang rendah pula.
  3. Kegiatan ekonomi hanya untuk memenuhi kebutuhan bukan untuk meningkatkan taraf hidup, Masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok. Masyarakat tidak memiliki orientasi untuk hidup yang lebih baik. Mereka merasa sudah cukup asal sudah mampu mengisi isi perut.
  4. Hasil produksi bersifat terbatas sehingga masyarakat tidak memungkinkan untuk memperoleh laba, Dalam memproduksi barang hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja, tidak ada pemikiran untuk dijual dengan jumlah yang banyak.
  5. Pola pikir masyarakat yang tidak berkembang karena dipengaruhi oleh tradisi yang ada, Masyarakat cenderung terpaku pada tradisi yang ada dan merasa tradisi tersebut merupakan hal yang paling benar.
  6. Belum memperhitungkan efisiensi dan penggunaan sumber daya., Pemanfaatan sumber daya hanya seperlunya saja. tidak memikirkan tingkat efisensi ketika melakukan produksi.

Contoh Sistem Ekonomi Tradisional

Berikut merupakan beberapa contoh negara yang menerapkan sistem ekonomi tradisional, antara lain sebagai berikut;

  1. Indonesia

Indonesia secara umum menggunakan sistem ekonomi yang sesuai ideologi yaitu sistem ekonomi Pancasila. Hanya salah satu wilayah di Indonesia yang masih menggunakan sistem ini yaitu Papua. Didaerah Papua masih ada yang menggunakan sistem ini karena keterbatasan kondisi wilayah. Daerah tersebut bernama Lembah Baliem.

  1. Papua Nugini

Negara ini merupakan negara termiskin di dunia karena keterbatasan dari negara yang tak mampu mengelola sumber daya alam yang ada di negara tersebut. Bahkan dalam sebuah kajian juga ditemukan bahwa sebagiab besar wilayah ini mengalami konflik sehingga menjadi salah satu pemicu kesetabilan dalam pemerintahan.

  1. Afrika Tegah

Beberapa darerah di Afrika Tengah antara lain Mobaye, Mbaiki, dan Batangafo. Daerah tersebut masih menggunakan sistem tradisional. Hal ini karena menyesuaikan keadaan yang ada. Daerah yang sangat sulit dijangkau.

  1. Afrika bagian selatan

Nama negara di bagian Afrika Selatan ini ialah negara Malawi. Negara ini sangat cenderung menutup diri karena mereka menganggap pengaruh dari luar dapat merusak tatanan negara, sehingga negara ini tetap menggunakan sistem ini.

Kesimpulan

Dari penjalasan diatas, dapatlah dikatan bahwa dalam sitem tradisional masih lekat dengan barter yang diartikan sebagai cara menukar barang dengan barang yang lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Kelebihan dari sistem ini lebih mengedepankan sikap saling tolong menolong.

Kelebihan yang menjadi kekurangan dari sistem ekonomi tradisional ini kadang sulit untuk mencari barang yang senilai ketika ingin melakukan barter. Kadang ada yang merasa dirugikan dari kegiatan barter ini.  Contoh kegiatan dalam cerita yang ditemukan untuk sistem ini misalnya adanya seorang petani garam menukarkan hasil garamnya dengan petani kelapa, sehingga petani garam dapat merasakan kelapa begitu pula sebaliknya.

Itulah tadi pembahasan yang bisa diberikan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian sistem ekonomi tradisional menurut para ahli, ciri, kelebihan, kekurangan, dan contohnya di berbagai negara. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan referensi.

Gambar Gravatar
Saya akrab dipanggi dengan nama Andi. Hobi menulis sekaligus lulusan S1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung dengan IPK 3,99 yang bercita-cita menjadi akademisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *