Akuntabilitas pada dasarnya dilakukan sebagai rangkaian peningkatan kualitas atau keadaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini lantaran akuntabilitas senantiasa berhubungan dengan kewajiban atau kemauan untuk menerima tanggung jawab atas tindakan seseorang. Oleh karena itulah istilah akuntabilitas tidak berarti hukuman.
Dimana akuntabilitas adalah kesediaan untuk menerima tanggung jawab atas tindakan kita sendiri berdasarkan perusahaan persorangan yang didirkan. Akuntabilitas memiliki beberapa sifat diantaranya yaitu tidak dapat didelegasikan, tidak dapat dikurangi, akuntabilitas selalu ke atas (naik), akuntabilotas merupakan suatu kesatuan, dan lain-lain. Terdapat bermacam-macam akuntabilitas, dua diantaranya yaitu akuntabilitas vertical dan horizontal.
Akuntabilitas
Akuntabilitas dapat dicerminkan ketika seorang individu atau departemen mengalami konsekuensi atas kinerja atau tindakan yang dilakukan. Akuntabilitas sangat penting untuk organisasi dan masyarakat. Tanpa adanya istilah ini tentusaja sulit untuk membuat orang menganggap kepemilikan atas tindakan mereka sendiri karena mereka yakin mereka tidak akan menghadapi konsekuensi apa pun.
Akuntabilitas sangat penting dalam dunia keuangan dan akuntansi perusahaan. Jika tidak, investor dan publik dapat kehilangan kepercayaan pada laporan manajemen keuangan perusahaan yang dapat dipercaya, yang telah terjadi setelah skandal akuntansi profil tinggi di masa lalu. Tanpa pengawasan, keseimbangan, dan konsekuensi atas kesalahan, integritas pasar modal tidak akan dapat dipertahankan, merusak kemampuan pasar tersebut untuk menjalankan fungsi sosial yang vital.
Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban, kelayakan untuk disalahkan, kewajiban, dan harapan pemberian pertanggungjawaban.
Atas arti ini akuntabilis dianggap sebagai pengakuan dan asumsi tanggung jawab atas tindakan, produk, keputusan, dan kebijakan termasuk administrasi, tata kelola, dan implementasi dalam ruang lingkup peran atau posisi kerja dan mencakup kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan dan bertanggung jawab atas konsekuensi yang dihasilkan.
Pengertian Akuntabilitas Menurut Para Ahli
Pengertian akuntabilitas menurut para ahli, antara lain:
- Turner dan Hulme (1997), Akuntabilitas adalah keharusan lembaga sektor publik untuk lebih menekan pada pertanggungjawaban horizontal (masyarakat) bukan hanya pertanggungjawaban vertikal (otoritas yang lebih tinggi).
- Mardiasmo (2006), Akuntabilitas yaitu bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan, pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya, melalui surat media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
- Ledvina V.Carino, Pengertian akuntabilitas adalah sebagai suatu evolusi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang petugas baik masih berada pada jalur otoritasnya atau sudah berada diluar tanggung jawabnya.
- Mulgan (2003), Pengertian akuntabilitas adalah pola hubungan yang terjadi antara kekuasaan struktural yang dapat diimplementasikan secara asimetri sebagai haknya untuk menuntut jawaban yang ingin di wujudukan.
Sifat Akuntabilitas
Berikut ini beberapa ciri akuntabilitas yang menunjukkan sifatnya. Antara lain;
- Akuntabilitas tidak dapat didelegasikan: Akuntabilitas tidak bisa didelegasikan seperti halnya tanggung jawab. Bahkan apabila atasan mendelegasikan tanggung jawabnya kepada bawahannya, bawahan tersebut harus tetap bertanggung jawab kepada atasannya.
- Akuntabilitas tidak dapat dikurangi: Atasan memiliki tanggung jawab atas tindakan bawahan. Atau bisa dikatakan bahwa dengan mendelegasikan kewenangannya, atasan tidak dapat mengurangi akuntabilitasnya.
- Akuntabilitas selalu ke atas: Otoritas dan tanggung jawab selalu ke bawah, sedangkan akuntabilitas selalu ke atas (naik). Seorang bawahan harus tetap bertanggung jawab kepada atasan di atasnya.
- Akuntabilitas adalah kesatuan: Akuntabilitas merupakan suatu kesatuan. Seorang bawahan harus memiliki tanggung jawab hanya kepada satu bos. Apabila dia memiliki tanggung jawab kepada lebih dari satu bos, maka dia akan merasa kebingungan dan aka nada gesekan, karena atasan yang berbeda mungkin saja memberikan perintahnya dan mengharapkan kinerja yang berbeda.
- Standar akuntabilitas: Tanggung jawab dan akuntabilitas harus diperbaiki dengan tepat untuk mengetahui apakah tugas yang telah diberikan diselesaikan atau tidak. Oleh sebab itu, harus ada standar khusus untuk menilai akuntabilitas.
- Tingkat akuntabilitas: Tingkat pertanggungjawaban bawahan kepada atasan tergantung pada tingkat tanggung jawab dia terima dan wewenang yang didelegasikan kepadanya. Itu berarti bahwa, bawahan hanya bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan dalam batas kewenangannya.
Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
- Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), yaitu akuntabilitas kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya akuntabilitas kepala dinas kepada bupati atau walikota, akuntabilitas menteri kepada presiden, akuntabilitas kepala unit kepada kepala cabang, kepala cabang kepada CEO, dan sebagainya.
- Akuntabilitas horisontal (horizontal accountability), yaitu akuntabilitas kepada publik secara luas atau terhadap sesama lembaga lainnya yang tidak memiliki hubungan atasan bawahan.
Sedangkan wasistiono (2007) membedakan akuntabilitas berdasarkan perspektifnya menjadi lima jenis, yaitu:
- Akuntabilitas administratif/organisasi, yaitu pertanggungjawaban antara pejabat yang berwenang kepada unit bawahannya dalam hubungan hierarki yang jelas.
- Akuntabilitas legal, yaitu akuntabilitas yang merujuk pada dominan publik yang dikaitkan dengan proses legislatif dan yudikatif. Bentuknya akuntabilitas tersebut bisa berupa peninjauan kembali kebijakan yang telah diambil oleh pejabat publik maupun pembatalan suatu peraturan oleh institusi yudikatif. Ukuran dalam akuntabilitas legal yaitu peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Akuntabilitas politik, yaitu adanya kewenangan pemegang kekuasaan politik untuk mengatur, menetapkan prioritas dan pendistribusian sumber-sumber dan menjamin adanya kepatuhan melaksanakan tanggung jawab administrasi dan legal. Jenis akuntabilitas yang satu ini memusatkan pada tekanan demokratik yang dinyatakan oleh administrasi publik.
- Akuntabilitas professional, yaitu akuntabilitas yang berkaitan dengan pelaksanaan kinerja dan tindakan berdasarkan tolak ukur yang ditetapkan oleh orang profesi yang sejenis. Jenis akuntabilitas yang satu ini lebih menekankan pada aspek kualitas kinerja dan tindakan.
- Akuntabilitas moral, yaitu akuntabilitas yang berkaitan dengan tata nilai yang berlaku di kalangan masyarakat. Jenis akuntabilitas yang satu ini lebih banyak berbicara tentang baik atau buruknya suatu kinerja atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif dengan berdasarkan pada ukuran tata nilai yang berlaku setempat.
Prinsip Akuntabilitas
Prinsip-prinsip akuntabilitas diantaranya yaitu:
- Diharuskan adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
- Diharuskan adanya suatu sistem yang bisa menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Diharuskan bisa menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
- Diharuskan berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang didapatkan.
- Diharuskan jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.
Manfaat Akuntabilitas
Berikut ini beberapa manfaat penerapan akuntabilitas di tempat kerja, antara lain:
- Membangun kepercayaan
Ketika kita meminta pertanggungjawaban semua karyawan untuk melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, itu menumbuhkan kepercayaan di antara individu dan tim. Hal ini tentusaja memungkinkan orang untuk mengandalkan satu sama lain, apakah itu berarti memenuhi tenggat waktu, memenuhi tugas, atau merasa cukup nyaman untuk mendekati rekan kerja atau manajer untuk meminta bantuan.
Meskipun sulit bagi karyawan untuk meminta bantuan, memupuk ruang aman untuk mencari nasihat akan membangun kemandirian dan kepercayaan, yang keduanya memperkuat tim. Di sisi lain, manajer perlu memimpin dengan transparansi, berkomunikasi secara terbuka, dan memperlakukan karyawan secara adil dengan panduan kebijakan dan standar yang berlaku untuk semua orang. Ini juga membangun lingkungan yang dapat dipercaya.
- Peningkatan kinerja
Memupuk budaya akuntabilitas meningkatkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Bagaimana bisa? Ketika karyawan tahu siapa yang bertanggung jawab untuk apa, itu menghilangkan kebingungan dan menghemat waktu, memungkinkan individu untuk memenuhi harapan yang ditentukan dengan jelas.
Tetapi memiliki akuntabilitas yang jelas saja tidak cukup. Diperlukan adanya umpan balik khusus dan dapat ditindaklanjuti, serta mekanisme evaluasi adalah kunci dalam mengukur keberhasilan orang dalam peran.
Ketika karyawan menghasilkan pekerjaan yang buruk atau gagal memenuhi harapan, minta mereka bertanggung jawab, mendidik mereka tentang harapan, dan bantu mereka meningkatkan. Sama pentingnya untuk mengenali dan menghargai karyawan yang mengikuti pedoman, bertindak dengan tepat, dan memenuhi atau melampaui harapan.
Seperti yang ditunjukkan artikel Forbes, “Harapan yang jelas untuk semua orang di tim ditambah dengan pemahaman tentang akuntabilitas atas kinerja mereka adalah bahan utama untuk meningkatkan kepercayaan diri, moral, dan produksi dalam tim.”
Hal ini tentusaja membantu untuk melihat akuntabilitas karyawan sebagai dua sisi mata uang yang sama. Diperlukan setiap orang untuk mencapai akuntabilitas organisasi dan itu juga menjadi milik semua orang dalam organisasi. Mentalitas akuntabilitas ini meningkatkan kinerja di tingkat individu, tim, dan organisasi
- Memperkuat budaya
Menurut sebuah artikel di Forbes, kurangnya akuntabilitas “dapat menimbulkan snowball effect bagi seluruh tim“. Saat kita menanamkan akuntabilitas ke dalam struktur perusahaan kita, kita membuat akuntabilitas menjadi tanggung jawab setiap orang dengan “menetapkan tujuan yang berarti dan dukungan tim, membangun kepercayaan melalui dukungan dan dorongan, memberdayakan semua orang di tim, dan merayakan kesuksesan bersama”
Dibutuhkan upaya yang konsisten, mulai dari atas, hingga memperkuat budaya perusahaan. Dan itu membutuhkan penilaian yang jujur tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak. Tetapi dengan akuntabilitas di jantung organisasi kita, kita akan memperkuat budaya perusahaan dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.
- Kepatuhan yang lebih baik
Dalam hal kepatuhan, mengapa akuntabilitas penting? Dalam lanskap hukum, peraturan, standar, dan pedoman yang selalu berubah saat ini, kepatuhan menyentuh setiap industri.
Sebagai bagian penting dari operasi, kepatuhan bergantung pada akuntabilitas dalam bisnis, meminta karyawan dan tim bertanggung jawab atas keputusan, perilaku, dan tindakan mereka. Bertanggung jawab berarti bekerja dengan integritas. Dan dengan meningkatkan akuntabilitas, kita mengurangi risiko kita menghadapi denda, tuntutan hukum, pengawasan, atau konsekuensi lain dari ketidakpatuhan.
Contoh Akuntabilitas
Ada beberapa contoh bagaimana dunia keuangan mencoba menerapkan akuntabilitas. Misalnya saja;
- Auditor yang Meninjau Laporan Keuangan
Auditor yang meninjau laporan keuangan perusahaan bertanggung jawab dan secara hukum bertanggung jawab atas kesalahan penyajian atau kecurangan. Disini akuntabilitas memaksa seorang akuntan untuk berhati-hati dan berpengetahuan luas dalam praktik profesional mereka, karena kelalaian pun dapat menyebabkan mereka bertanggung jawab secara hukum.
Sebagai contoh, seorang akuntan bertanggung jawab atas integritas dan keakuratan laporan keuangan, meskipun kesalahan tersebut tidak dibuat oleh mereka. Manajer perusahaan mungkin mencoba memanipulasi laporan keuangan perusahaan mereka tanpa sepengetahuan akuntan. Ada insentif yang jelas bagi para manajer untuk melakukan ini, karena gaji mereka biasanya terkait dengan kinerja perusahaan.
Inilah sebabnya mengapa akuntan luar independen harus mengaudit laporan keuangan, dan akuntabilitas memaksa mereka untuk berhati-hati dan berpengetahuan luas dalam peninjauannya. Perusahaan publik juga diharuskan memiliki komite audit sebagai bagian dari dewan direksi mereka yang merupakan individu luar dengan pengetahuan akuntansi. Tugas mereka adalah mengawasi audit.
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa penerapan akuntabilitas dalam dunia kerja memiliki beragam manfaat, diantaranya yaitu membangun kepercayaan, meningkatkan kinerja, memperkuat budaya, dan lain-lain. Sebagai contoh akuntabilitas misalnya Auditor yang meninjau laporan keuangan perusahaan bertanggung jawab dan secara hukum bertanggung jawab atas kesalahan penyajian atau kecurangan.
Disisi lain skandal akuntansi perusahaan di akhir tahun 90-an dan awal tahun, krisis keuangan global dan kecurangan suku bunga dan nilai tukar semuanya telah mengikis kepercayaan publik pada lembaga keuangan. Dimana skandal semacam itu biasanya menghasilkan peraturan yang lebih ketat, dan memang ada departemen kepatuhan dan seluruh pasukan regulator dan pengawas swasta yang bekerja untuk memastikan bahwa perusahaan melaporkan pendapatan mereka dengan benar, perdagangan dilakukan tepat waktu, dan informasi yang diberikan kepada investor tepat waktu, informatif, dan adil.
Oleh karena itulah seperti dalam aspek tata kelola, ini telah menjadi pusat diskusi terkait masalah di sektor publik, nirlaba dan swasta (perusahaan) dan konteks individu.
Nah, demikinalah artikel yang bisa kami kemukakan pada semua pembaca berkenaan dengan pengertian akuntabilitas menurut para ahli, sifat, jenis, prinsip, manfaat, dan contohnya yang ada di dalam perusahaan. Semoga memberikan wawasan bagi semuanya.