Sistem ekonomi tradisional pada hekikatnya sebuah sistem ekonomi keuangan yang sangat sederhana. Dimana salah satu karakteristiknya transaksi jual beli masih menggunakan sistem barter, sehingga siapapun yang membutuhkan barang tertentu harus menemukan orang yang memiliki begitu pun sebaliknya sampai menemukan yang cocok.
Pada proses penerapannya memang sangat menyulitkan bagi seseorang yang membutuhkan dalam waktu cepat. Meskipun untuk penerapannya juga sangat jarang terjadi konflik kepentingan, oleh karena alasan itulah banyak kelebihan dan kelemahan penerapan sistem ekonomi tradisional.
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah penerapan dalam jual beli yang sederhana dengan karakteristik khas untuk proses transaksi jual beli membutuhkan waktu yang lama dan belum tentu dapat memperoleh barang yang diinginkan.
Meskipun demikian, salah satu hal yang baik dari sistem ini keadaan perekonomian tidak akan mengalami goncangan berupa arti inflasi atau makna deflasi, karena transaksi bersifat mikro atau lingkup kecil. Pemerintah juga tidak ikut campur tangan dalam proses transaksi di pasar
Ciri Sistem Ekonomi Tradisional
Adapun untuk karakteristik dalam penerapan sistem ekonomi sederhana (tradisional). Antara lain;
-
Menggunakan metode barter
Barter adalah tukar menukar barang dengan nilai sepadan. Sehingga dengan cara saling menukar barang yang dimiliki antara orang satu dengan yang lain.
Adapun untuk contoh kasusnya sendiri sistem ini pernah diterapkan di Indonesia, khususnya pada era kerjaaan Majapahit dimana masyarakat pada saat itu dalam upaya memenuhi kebutuhannya selalu melangsungkan barter misalnya saja masyarakat yang memiliki tanaman pangan ditukar dengan rempah-rempah.
-
Peran pemerintah yang terbatas
Karakteristik selanjutnya, dalam sistem ini terdapat sistem pemerintah yang tidak bisa ikut campur proses transaksi di dalam pasar. Bahkan pemerintah tidak mengetahui secara menyeluruh tentang keadaan pasar itu sendiri sehingga kelemahannya sangat sulit mengtorol nilai barang yang terjual.
-
Hanya terbatas pada komunitas tertentu
Pemasaran barang yang dimiliki hanya dalam lingkungan sekitar saja, yakni khususnya barang banyak diperjualbelikan di pasar. Bahkan bisa saja hanya berupa makanan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
-
Tidak ada proses produksi yang rumit
Produksi yang ada dalam sistem ini tidaklah rumit, dimana bahan makanan yang bisanya dimakan seadanya. Apa yang diperoleh langsung di oleh dan dimakan. Oleh karena itulah tidak ada proses pengawetan dan produksi makanan yang variatif
-
Memproduksi sesuai kebutuhan
Barang yang diproduksi dalam sistem ekonomi tradisional hanya sesuai dengan kebutuhan. Tidak ada stok makanan di perusahaan tersebut. Alasannya karena masyarakat tidak berfikir kapitalis melaikan masih memiliki pemikiaran yang sosialis.
-
Masih terpaku pada sistem nomaden
Peneraoan dalam sistem ini bisanya dilakukan untuk gaya hidup masyarakatnya masih nomaden atau berpindah-pindah. Untuk proses perpindahan ini sesuai dengan ketersediaan makanan di lokasi tersebut. Sehingga konteksnya sendiri penerapan sangat tergantung pada jumlah penduduk yang tersedia.
Contoh Sistem Ekonomi Tradisional
Adapun untuk kasus penerapan dalam sistem ekonomi tradisional, misalnya saja;
-
Menukar Kain Tenun dengan Sarung
Kasus ini sangat lazim dilakukan oleh masyarakat. Alasannya karena kain tenun yang dibuat bisanya memiliki haga yang sama dengan sarung. Ataupun jika tidak pembuatan kain tenun bisa menjadi mentahan dari sarung yang bisanya dipergunakan.
Itulah penjelasan yang bisa dikemukakan pada semua pembaca berkenaan dengan ciri-ciri sistem ekonomi tradisional dan contoh kasusnya. Semoga memberikan wawasan bagi kalian yang sedang membutuhkan referensi atas materinya.